Senin, 13 Desember 2010

sistem politik rusia dan perancis

SISTEM POLITIK RUSIA DAN PERANCIS
Sistem Politik Rusia
Pada tahun 1917, rezim Uni Soviet mengambil alih kekuasaan dengan tujuan untuk membentuk masyarakat sosialis di Rusia dan kemudian menyebarkan sosialisme revolusioner ke seluruh dunia. Sosialisme itu sendiri (sebagaimana Partai Komunis Rusia memahaminya) merupakan sesuatu yang dianggap sebagai suatu masyarakat tanpa kepemilikan pribadi dari produksi, dimana negara yang memilikinya dan mengawasi semua asset ekonomi yang penting, serta kekuasaan politik dilakukan atas nama masyarakat pekerja. Vladimir Ilyich Lenin (1870-1924) adalah pemimpin dari Partai Komunis Russia dan kepala pemerintahan Soviet Rusia yang pertama. 
Sistem politik Rusia terdiri dari sebuah cabang eksekutif, cabang legislatif bikameral, dan yang berada di posisi paling rendah adalah Duma dan Cabang Yudikatif.  Presiden adalah kepala negara, ia memiliki kekuatan yang signifikan seperti membuat keputusan eksekutif.Pada masa pemerintahan Vladimir Putin, Rusia tidak memiliki pemilu dan pemisahan kekuasaan sebagaimana didefinisikan dalam konstitusi. Oleh karena itu realitas politik Rusia dianggap jauh dari demokratis. Ditambah lagi dengan adanya pengadilan yang tidak independen dan cabang eksekutif yang sangat melebihi cabang lainnya, telah mengakibatkan timbulnya suatu enigma tidak adil dan bebas pada perpolitikan yang ada di Rusia. 
Rusia membuat beberapa kemajuan yang tidak merata dalam demokratisasi selama tahun 1990-an, tetapi menurut kebanyakan pengamat, hal tersebut merupakan kemajuan terbatas yang dialami setelah Vladimir Putin naik ke kursi kekuasaan pada tahun 1999-2000. Selama periode ini, Putin menghapuskan pemilihan gubernur dan kepemilikan pemerintah yang didirikan atau kontrol atas media dan industri, termasuk sektor energi. Metode yang digunakan oleh pemerintah Putin untuk menekan pemberontakan di Kaukasus Utara menunjukkan penghargaan yang rendah untuk supremasi hukum dan kurangnya memperhatikan hak asasi manusia.
Sistem Politik Perancis
Konstitusi pada 4 Oktober 1958 telah dijadikan sebagai dasar kelembagaan bagi Fifth Republic (sistem politik saat ini di Perancis). Fungsi Presiden disini adalah sebagai kepala negara yang dipilih melalui periode lima tahun di bawah hak pilih universal. Presiden yang menjabat saat ini (2010) adalah Nicolas Sarkozy, yang terpilih pada tahun 2007 untuk menggantikan Presiden Jacques Chirac. Sebagai kepala negara, Presiden dapat melakukan kontrol kebijakan luar negeri dan pertahanan, dan menunjuk perdana menteri dengan persetujuan parlemen, serta  berperan sebagai protektor konstitusi dan pelerai (arbiter) dalam tiap persoalan yang, timbul di antara lembaga-lembaga pemerintahan. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa semenjak adanya Fifth Republic, kedudukan presiden semakin kuat. 
Para Perdana Menteri (Dewan Mentri/Kabinet) berfungsi sebagai kepala pemerintahan dan bertanggung jawab atas kebijakan dalam negeri dan bertanggung jawab atas Parlemen. Perdana Mentri untuk saat ini adalah François Fillon, yang telah ditunjuk sendiri oleh Presiden Sarkozy pada pemilu 2007. Ada juga Parlemen yang terdiri dari Senat dan Majelis Nasional, dimana keduanya masih merupakan bagian legislatif pemerintah yang bertanggung jawab untuk menciptakan dan menentukan hukum. Kedudukan parlemen juga dianggap kuat, karena dapat menjatuhkan perdana menteri dengan mosi tidak percaya, tetapi Parlemen tidak dapat menjatuhkan presidenMoto dari negara Perancis adalah" Liberty, Equality, Fraternity" (kebebasan, persamaan, dan persaudaraandimana moto tersebut juga pernah digembor-gemborkan dan didaulat menjadi semboyan Revolusi Perancis pada Tahun 1789.
DAFTAR PUSTAKA :
Darlington, Roger.2009.Short Guide to the French Political System. Diakses Hari Minggu, 12 Desember 2010. Pada : http://www.rogerdarlington.co.uk/Frenchpoliticalsystem.html 
France's Political StructureDiakses hari Minggu, 12 Desember 2010. Pada :http://us.franceguide.com/practical-information/France-s-Political-Structure.html?NodeID=124&EditoID=11879
Nichol, Jim.2010.Russian Political, Economic, and Security Issues and U.S. Interests. Diakses hari Minggu, 12 Desember 2010. Pada : http://www.fas.org/sgp/crs/row/RL33407.pdf
Russian Federation: Economic Overview. Diakses hari Minggu, 12 Desember 2010. Pada : www.eurasiacenter.org/.../Russia/EC%20Country%20Report%20Russia%20Economic.doc 
The World Book Encyclopedia.1976.USA : Field Enterprises Educational Corporation.

Minggu, 05 Desember 2010

non western int'l relation theory


NON-WESTERN INTERNATIONAL RELATION THEORY

Pertanyaan mengenai mengapa tidak adanya suatu teori hubungan internasional yang berasal dari non barat sebenarnya sudah menjadi polemik pada tahun 1966, dimana hal tersebut berawal dari pemikiran Martin Wight. Dan diperkuatnya lagi dengan adanya konsep Good Life yang hanya terjadi di negara barat. Sedangkan negara non barat di kesankan sebagai negara yang masih dalam perjuangan untuk meraih konsep tersebut. [1]

Banyak hal yang setidaknya memungkinkan bahwa kenapa tidak ada teori mengenai studi hubungan internasional yang berasal selain dari pemikir barat (Non-western). Kemungkinan yang pertama adalah bahwa teori hubungan internasional barat cukup dapat mengklaim bahwa dirinya berdiri atas dasar ke-universalitasan yang terlepas dari konteks budaya. Untuk sementara ini kontribusi teori hubungan internasional barat tidak diragukan lagi, mengingat teori hubungan internasional barat telah menghasilkan wawasan yang signifikan dan layak untuk dianggap serius (sebab berakar pada sejarah yang spesifik). Kemudian kemungkinan yang kedua adalah karena teori hubungan internasional barat telah didominasi oleh kekuasaan barat selama beberapa abad terakhir ini. Kekuasaan barat telah mendapatkan ’title’ atau status hegemoni gramscian yang telah menentukan akan kebenaran atau tidaknya suatu teori. Dan yang ketiga adalah dominasi teori hubungan intenasional barat berdasarkan pada pengaruh bahasa. Sebenarnya wacana teori mengenai studi hubungan intenasional non barat itu ada, akan tetapi mereka tersembunyi dari wacana Barat oleh hambatan bahasa.[2]

Teori hubungan internasional non barat sebenarnya mempunyai beberapa kontribusi, akan tetapi adanya beberapa pemikiran-pemikiran yang sulit di bedakan antara domestik dan hubungan internasional membuatnya masih dianggap rancu dalam hal kerelevansiannya. Adapun beberapa pandangan umum dari pemikir non barat, seperti di Asia yang berasal dari pemikiran Confucius yakni mereka memfokuskan diri pada pengujian dari pemikir teori barat dan tidak melihat adanya permasalahan yang berati antara nasionalisme dan internasionalisme.[3]


[2] Amitav Acharya and Barry Buzan.2010. Non-Western International Relations Theory: Perspectives on and beyond Asia.London:Routledge.

Kamis, 02 Desember 2010

POLITIK KERJASAMA BANTUAN LUAR NEGERI

Capital inflows :

* Debt :
               - Bonds
               - Bank Loans
               - Official Landing
*Equity Finance :
               - FDI
                - Portofolio (kepemilikan saham)